Kamis, 18 Agustus 2016

Sistem Komputer

BAB I
MEMAHAMI STRUKTUR DAN FUNGSI CPU

1.     STRUKTUR CPU (ALU,CU,REGISTER)
·        Arithmetic  and Logic  Unit  (ALU), bertugas  membentuk  fungsi  – fungsi  pengolahan data komputer. ALU  sering  disebut    mesin bahasa   (machine  language)  karena  bagian ini mengerjakan instruksi  – instruksi  bahasa  mesin yang  diberikan padanya. Seperti  istilahnya, ALU  terdiri  dari  dua  bagian, yaitu unit  arithmetika  dan unit  logika  boolean, yang masing–masing memiliki spesifikasi tugas tersendiri 
·       Control Unit, yang bertugas untuk mengontrol operasi CPU dan secara keselurahan mengontrol komputer sehingga  terjadi  sinkronisasi  kerja  antar  komponen dalam  menjalankan fungsi  – fungsi operasinya. Termasuk  dalam  tanggung  jawab unit  kontrol  adalah mengambil  instruksi  – instruksi dari memori utama dan menentukan jenis instruksi tersebut. 
·       Register adalah media penyimpanan internal CPU yang digunakan saat proses pengolahan data. Memori ini bersifat sementara, biasanya digunakan untuk menyimpan data saat diolah ataupun data untuk pengolahan selanjutnya. 
·       CPU interconnection, adalah sistem koneksi dan bus yang menghubungkan komponen internal CPU, yaitu ALU, unit kontrol dan register – register dan juga
·       dengan bus – bus eksternal CPU yang menghubungkan dengan sistem lainnya, seperti memori utama, piranti masukan/keluaran  
  
2.     ORGANISASI PROSESSOR
Processor sering di sebut sebagai “otak komputer” dan merupakan pusat pemrosesan intruksi-intruksi program.
Kegiatan yang harus dilakukan processor adalah :
1.  Fetch Intruction = Mengambil Intruksi
2.  Interpret Intruction = Menerjemahkan Intruksi
3.  Fetch Data = Mengambil Data
4.  Process Data = Mengolah Data
5.  Write Data = Menulis Data
Agar dapat melakukan kegiatan di atas processor  sebaiknya :
1.  CPU perlu menyimpan data untuk sementara waktu.
2.  CPU perlu mengingat lokasi intruksi terakhir sehingga dapat mengambil intruksi berikutnya.
3.  CPU perlu menyimpan intruksi dan data untuk sementara waktu pada saat eksekusi intruksi sedang berlangsung.
4.  CPU memerlukan register atau memori internal berukuran kecil.

3.     REGISTER INTERNAL (Program Counter, Accumulator, Indeks register dan Stack pointer)
1.    Program Counter (PC) adalah register yang digunakan untuk menyimpan alamat lokasi dari memori utama yang berisi instruksi yang sedang diproses. Selama pemrosesan instruksi oleh CPU, isi dari PC diubah menjadi alamat dari memori utama yang berisi instruksi berikutnya yang mendapat giliran akan diproses, sehingga bila pemrosesan sebuah instruksi selesai maka jejak instruksi selanjutnya di memori utama dapat dengan mudah didapatkan
2.    Accumulator (A) adalah register yang memiliki kemapuan khusus dalam opersi aritmatika dan logika. Bial dilihat dari instruksi-instruksi dari assembly Language Z80 maka operasi-operasi aritmatika dan logika selalu melibtkan accumulator A. Bial dibandingkan dengan register-register yang lain maka accumulator ini paling sering digunakan oleh programmer.
3.    Index  register adalah Register yang dipakai untuk melakukan operasi string dan sering digunakan  untuk menulis dan membaca ke atau dari memory seperti halnya BX dan BP (Base Pointer), yang terdiri dari register :
·      SI     (Source Index)
Dipakai sebagai pointer atau tempat penyimpan data. Registerini sering  dipakai sebagai pointer untuk menunjuk sebuah item (indexing) dalam  satu kesatuan data. Pada operasi string, SI dipakai untuk menunjuk ke  byte atau word dalam sebuah source string.
·      DI     (Destination Index)
Dipakai sebagai pointer atau tempat penyimpanan data. Sering dipakai  sebagai pointer untuk menunjuk sebuah item (indexing) dalam satu  kesatuan data.  Pada operasi string, DI dipakai untuk menunjuk ke byte atau word dalam sebuah destination string.
4.    Stack Pointer :register yang memiliki fungsi operasi Push & Pop, Operasi push menambah bagian atas daftar, menyembunyikan semua item yang sudah di stack, atau menginisialisasi stack jika kosong. Operasi pop menghapus item dari bagian atas daftar, dan mengembalikan nilai ini ke pemanggil.Sebuah pop mengungkapkan baik yang sebelumnya telah tersembunyi, atau hasil dalam daftar kosong.



BAB II
Memahami Karakteristik Set Instruksi (Operand dan Operasi)

1.     KARAKTERISTIK DAN FUNGSI SET INSTRUKSI
·       Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya. Instruksi ini sering disebut sebagai instruksi mesin (mechine instructions) atau instruksi komputer (computer instructions).
·       Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU disebut set Instruksi (Instruction Set).

2.     ELEMEN-ELEMEN INSTRUKSI
*     Operation Code (Opcode)
menspesifikasikan operasi yang akan dilakukan. Kode operasi berbentuk kode biner.
*     Source Operand Reference
operasi dapat berasal dari lebih satu sumber. Operand adalah input instruksi.
*     Result Operand Reference
Merupakan hasil atau keluaran operasi.
*     Next Instruction Reference
elemen ini menginformasikan CPU posisi instruksi berikutnya yang harus diambil dan dieksekusi

3.     TIPE-TIPE INSTRUKSI
1.      Pengolahan data (data processing)
Meliputi operasi-operasi aritmatika dan logika. Operasi aritmatika memiliki kemampuan komputasi untuk pengolahan data numerik. Sedangkan instruksi logika beroperasi terhadap bit-bit word sebagai bit, bukannya sebagai bilangan, sehingga instruksi ini memiliki kemampuan untuk pengolahan data lain.
2.      Perpindahan data (data movement)
berisi instruksi perpindahan data antar register maupun modul I/O.untuk  dapat diolah oleh CPU maka diperlukan instruksi-instruksi yang bertugas memindahkan data operand yang diperlukan.
3.      Penyimpanan data (data storage)
berisi instruksi-instruksi penyimpanan ke memori. Instruksi penyimpanan sangat penting dalam operasi komputasi, karena data tersebut akan digunakan untuk operasi berikutnya, minimal untuk ditampilkan pada layar harus diadakan penyimpanan walaupun sementara.
4.      Kontrol aliran program (program flow control)
Berisi instruksi pengontrolan operasi dan percabangan. Instruksi ini berfungsi untuk pengontrolan status dan mengoperasikan percabangan ke set instruksi lain.

4.     TIPE TIPE OPERAND
1.      Addresses
2.      Numbers :
·       Integer or fixed point => sebuah integer yang skala dengan faktor tertentu. Penting untuk dicatat bahwa faktor skala ditentukan oleh jenis, itu adalah sama untuk semua nilai dari jenis fixed-titik tertentu.
·       Floating point => sebuah bilangan yang digunakan untuk menggambarkan sebuah nilai yang sangat besar atau sangat kecil
·       Decimal (BCD )=> sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa; hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi bilangan desimal ke biner biasa.
3.      Characters :
·      ASCII (American Standard Code for Information Interchange) => suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk karakter "|". Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk menunjukkan teks.
·      EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) => kode 8 bit untuk huruf yang dipakai pada sistem operasi komputer merk IBM, seperti z/OS, OS/390, VM, VSE, OS/400, serta i5/OS
4.      Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1

5.     TIPE-TIPE OPERASI
TRANSFER DATA
·      Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
·      Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack.
·      Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
·      Menetapkan mode pengalamatan.
·      Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :
1.      Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
2.      Apabila memori dilibatkan :
·      Menetapkan alamat memori.
·      Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori aktual.
·      Mengawali pembacaan / penulisan memori
Operasi set instruksi untuk transfer data :
1.  MOVE : memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
2.  STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
3.  LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
4.  EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
5.  CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
6.  SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
7.  PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
8.  POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber

6.     INSTRUKSI PERCABANGAN
Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program. Teori
Instruksi percabangan berfungsi untuk membelokkan runtun eksekusi program yang semula sekuensial menjadi melompat ke instruksi yang lainnya. Instruksi percabangan terdiri atas instruksi percabangan tanpa syarat dan bersyarat.

Percabangan Tanpa Syarat
Sintaks:
JMP label
Contoh:
MOV AL,5
MOV BL,5
JMP stop
NOP
stop:RET


Percabangan Bersyarat
Percabangan bersyarat yaitu instruksi yang akan melaksanakan percabangan ke suatu instruksi lain jika kondisinya terpenuhi, jika kondisi tidak terpenuhi maka instruksi selanjutnya (di bawahnya) yang akan dieksekusi. Instruksi percabangan dapat dikelompokkan menjadi tiga group, yaitu :
1. Menguji satu bit flag
2. Membandingkan bilangan bertanda
3. Membandingkan bilangan tak bertanda
Menguji Satu Bit Instruksi
Deskripsi
Kondisi
JZ, JE
Jump if Zero (Equel)
ZF = 1
JC , JB, JNAE
Jump if Carry (Below, Not Above Equal).
CF = 1
JS
Jump if Sign.
SF = 1
JO
Jump if Overflow
OF = 1
JPE, JP
Jump if Parity Even.
PF = 1
JNZ , JNE
Jump if Not Zero (Not Equal).
ZF = 0
JNC , JNB, JAE
Jump if Not Carry (Not Below, Above Equal).
CF = 0
JNS
Jump if Not Sign.
SF = 0
JNO
Jump if Not Overflow.
OF = 0
JPO, JNP
Jump if Parity Odd (No Parity).
PF = 0


Membandingkan Bilangan Bertanda Instruksi
Deskripsi
Kondisi
JE , JZ
Jump if Equal (=). Jump if Zero.
ZF = 1
JNE , JNZ
Jump if Not Equal (<>). Jump if Not Zero.
ZF = 0
JG , JNLE
Jump if Greater (>). Jump if Not Less or Equal (not <=)
ZF = 0 and
SF = OF
JL , JNGE
Jump if Less (<). Jump if Not Greater or Equal (not >=).
SF <> OF
JGE , JNL
Jump if Greater or Equal (>=). Jump if Not Less (not <).
SF = OF
JLE , JNG
Jump if Less or Equal (<=).Jump if Not Greater (not >).
ZF = 1 or
SF <> OF
Membandingkan bilangan tak bertanda Instruksi
Deskripsi
Kondisi
JE , JZ
Jump if Equal (=). Jump if Zero.
ZF = 1
JNE , JNZ
Jump if Not Equal (<>). Jump if Not Zero.
ZF = 0
JA , JNBE
Jump if Above (>). Jump if Not Below or Equal (not <=).
CF = 0 and
ZF = 0
JB , JNAE, JC
Jump if Below (<). Jump if Not Above or Equal (not >=). Jump if Carry.
CF = 1
JAE , JNB, JNC
Jump if Above or Equal (>=). Jump if Not Below (not <). Jump if Not Carry.
CF = 0
JBE , JNA
Jump if Below or Equal (<=). Jump if Not Above (not >).
CF = 1 or ZF = 1

Sintaks:
OP-CODE label
Contoh:
MOV AL,5
MOV BL,5
CMP AL,BL
JE stop
ADD BL
stop:RET
Secara umum jika akan membandingkan dua buah bilangan maka menggunakan instruksi CMP.
Bahan dan ALat
- Personal Komputer
- Program EMU8086


7.     MEMECAHKAN MASALAH (Contoh Kasus)
If..Then..Else Bentuk umum : IF kondisi THEN {Statement 1} ELSE {Statement 2}
Contoh kasus:sebuah aturan untuk menonton sebuah film tertentu adalah sebagai berikut.jika usia penonton lebih dari 17 tahun maka penonton diperbolehkan dan apabila usia penonton kurang dari 17 tahun maka penonton tidak diperbolehkan nonton.
I.    Buatlah dalam bahasa pascal untuk permasalahan tersebut dengan menggunakan IF..Then..Else.
Penyelesaian: Permasalahan diatas merupakan ciri permasalahan yang menggunakan struktur percabangan. Hal ini ditandai dengan adanya pernyataan jika..maka..(atau if … Then )
uses crt;
var a : integer;
begin
clrscr;
write(‘Masukkan usia anda =’);
readln(a);
if a>= 17 then
begin
write(‘Anda boleh masuk’)
else
write(‘Anda  tidak boleh masuk’)
end;
readkey;
end.

II.   Case OF
Bentuk umum : CASE ungkapan Of
            Statement 1
            Statement 2
Dst.

Contoh kasus : Tampilkan kalimat sesuai dengan kode kalimat, contoh : jika memasukkan angka 1 maka yang keluar “satu”, jika memeasukkan dua maka yang keluar ”dua”, dst sampai 5.

Penyelesaian
uses crt;
var a : integer;
begin
clrscr;
write(‘Masukkan angka pilihan anda 1 sampai 5=’);
readln(a);

Case a Of
1: begin
Write(‘satu’);
End;
2: begin
Write(‘dua’);
End;
3: begin
Write(‘tiga’);
End;
4: begin
Write(‘empat’);
End;
5: begin
Write(‘lima’);
End;
Readkey;

BAB  III
Memahami Mode Dan Format Penglamatan
1.     Mode dan Format Pengalamatan
Mode pengalamatan adalah bagaimana cara menunjuk dan mengalamati suatu lokasi memori pada  sebuah alamat di mana operand akan diambil. Mode pengalamatan diterapkan pada set instruksi, dimana pada umumnya instruksi terdiri dari opcode (kode operasi) dan alamat. Setiap mode pengalamatan memberikan fleksibilitas khusus yang sangat penting. Mode pengalamatan ini meliputi direct addressing, indirect addressing, dan immediate addressing.
mode format pengalamatan
·         Operation code (op code)
·         Source operand reference
·         Result operand reference                                                                        
·         Xext instruction preference

2.     Mode Pengalamatan Inherent
Dalam mode pengalamatan inherent, semua informasi yang dibutuhkan untuk operasi telah diketahui otomatis oleh CPU, dan tidak dibutuhkan operan eksternal dari memori atau dari program. Operan yang digunakan hanyalah register internal dari CPU atau data dalam stack. Karena itu operasi ini hanyalah terdiri dari satu byte instruksi.

3.     Mode Pengalamatan Immediate
Dalam mode pengalamatan immediate, operan terkandung di dalam byte yang langsung mengikuti kode operasi. Mode ini digunakan saat suatu harga atau konstanta diketahui saat program dibuat dan tidak akan dirubah selama eksekusi program. Operasi dengan mode ini membutuhkan dua byte instruksi, satu untuk kode operasi dan satu lagi untuk data byte.

4.     Mode Pengalamatan Direct
Mode pengalamatan direct mirip dengan mode pengalamatan extended kecuali bahwa upper byte dari alamat operan selalu dianggap $00. Karena itu, hanya lower-byte dari operan yang diperlukan untuk dimasukkan dalam instruksi. Pengalamatan direct menyebabkan efisiensi alamat dalam 256 byte pertama dalam memori. Area ini dinamakan dengan direct page dan mengandung on-chip RAM dan register I/O. Pengalamatan direct ini efisien bagi memori program dan waktu eksekusi. Dalam mode ini instruksi terdiri dari dua byte, satu untuk kode operasi dan satu lagi untuk alamat operand.

5.     Mode Pengalamatan Extended
Dalam mode pengalamatan extended, alamat dari operan terkandung dalam dua byte yang mengikuti kode operasi. Pengalamatan extended ini dapat digunakan untuk mengakses semua lokasi dalam memori mikrokontroler termasuk I/O, RAM, ROM, dan EPROM. Karena itu operasi ini membutuhkan tiga byte, satu untuk kode operasi, dan dua untuk alamat dari operan.

6.     Mode Pengalamatan Indexed
Dalam mode pengalamatan indexed, alamat efektif adalah variabel dan tergantung pada dua faktor: 1) isi index register saat itu dan 2) nilai offset yang terkandung dari byte yang mengikuti kode operasi. Terdapat tiga jenis pengalamatan indexed yang didukung oleh CPU keluarga M68HC05, yaitu: no-offset, 8-bit offset, dan 16-bit offset. Dalam mode pengalamatan indexed-no offset, alamat efektif dari operan terkandung dalam index register 8-bit. Karena itu, mode pengalamatan ini dapat mengakses 256 lokasi memori (dari $0000 sampai $00FF). Instruksi mode ini membutuhkan satu byte instruksi.


7.     Mnemonic Operation, Machine Code, Addressing Mode
*         Mnemonic Operation
Kode operasi (opcode) direpresentasi kan dengan singkatan – singkatan, yang disebut mnemonic.
Ø  Mnemonic mengindikasikan suatu operasi bagi CPU.
Contoh mnemonic adalah :
       ADD = penambahan
       SUB = substract (pengurangan)
       LOAD = muatkan data ke memori
Setiap opcode simbolik memiliki representasi biner yang tetap dan programer         dapat menetapkan lokasi masing – masing operand

Ø  Operand dari Operation
ü  Memori ke memori.
Dalam hal ini data berasal dan kembali ke memori, dan tahap operasi secara umum adalah :
a.      Ambil nilai operand dari memori
b.      Eksekusi operasi yang diperlukan
c.      Kembalikan hasilnya ke memori
ü  Memori ke register.
Yaitu memindah nilai dari data kememori ke register. Satu nilai data berasal dari memori dan satu lagi dari register. Hasil eksekusi dikembalikan ke memori atau ke register dimana operand berasal.
ü  Register ke register.
Dalam hal ini digunakan sejumlah register untuk menyimpan seluruh nilai data yang akan digunakan dalam komputasi. Data harus diambil dari memori oleh sederet instruksi sebelum komputasi dimulai. Setelah komputasi dilakukan maka hasilnya dikembalikan lagi dengan register
*         Machine Code
Elemen Instruksi Mesin
1.     Operation code (Op code)
Menspesifikasi operasi yang akan dilakukan. Kode operasi berbentuk kode biner
2.     Source Operand reference
Operasi dapat berasal dari lebih satu sumber. Operand adalah input operasi
3.     Result Operand reference
Merupakan hasil atau keluaran operasi
4.     Next Instruction Reference
Elemen ini menginformasikan CPU posisi instruksi berikutnya yang  harus diambil dan dieksekusi

*         Addressing Mode ( Mode Pengalamatan )
Mengatasi keterbatasan format instruksi :
Ø  Dapat mereferensi lokasi memori yang besar
Mode pengalamatan yang mampu menangani keterbatasan tersebut :
1.     Masing – masing prosesor menggunakan mode pengalamatan yang berbeda – beda.
2.     Memiliki pertimbangan dalam penggunaannya.

Ada beberapa teknik pengalamatan :
a.     Immediate Addressing
Bentuk pengalamatan ini yang paling sederhana :
Ø  Operand benar – benar ada dalam instruksi atau bagian dari instruksi = Operand sama dengan field alamat.
Ø  Umumnya bilangan akan disimpan dalam bentuk komplemen dua.
Ø  Bit paling kiri sebagai bit tanda.
Ø  Ketika operand dimuatkan ke dalam register data, bit tanda akan digeser ke kiri hingga maksimum word data
Contoh :  ADD 5 ; tambahkan 5 pada akumulator

Keuntungan
ü  Mode ini adalah tidak adanya referensi memori selain dari instruksi yang diperlukan untuk memperoleh operand.
ü  Menghemat siklus instruksi sehingga proses keseluruhan akan cepat.
Kerugiannya
ü  Ukuran bilangan dibatasi oleh ukuran field alamat

b.     Direct Addressing
Pengalamatan langsung
Kelebihan :
ü  Field alamat berisi efektif address sebuah operand.
ü  Teknik ini banyak digunakan pada komputer lama dan komputer kecil.
ü  Hanya memerlukan sebuah referensi memori dan tidak memerlukan kalkulasi khusus.
Kelemahan :
ü  Keterbatasan field alamat karena panjang field alamat biasanya lebih kecil dibandingkan panjang word
Contoh : ADD A ; tambahkan isi pada lokasi alamat A  ke akumulator

c.     Indirect Addressing
Ø  Mode pengalamatan tak langsung
Field alamat mengacu pada alamat word di dalam memori, yang pada gilirannya akan berisi alamat operand yang panjang
Contoh :  ADD (A) ; tsmbahkan isi yang ditunjuk oleh isi alamat A ke akumulator
Keuntungan : Ruang bagi alamat menjadi besar sehingga semakin banyak alamat yang dapat referensi.
Kerugian : Diperlukan referensi memori ganda dalam satu fetch sehingga memperlambat proses operasi

d.     Register Addressing
Ø  Metode pengalamatan register mirip dengan mode pengalamatan langsung.
Ø  Perbedaannya terletak pada field alamat yang mengacu  pada register, bukan pada memori utama.
Ø  Field yang mereferensi register memiliki panjang 3 atau 4 bit, sehingga dapat mereferensi 8 atau 16 register  general purpose.
Keuntungan pengalamatan register
Ø  Diperlukan field alamat berukuran kecil dalam instruksi dan tidak diperlukan referensi memori.
Ø  Akses ke register lebih cepat daripada akses ke memori, sehingga proses eksekusi akan lebih cepat
Kerugian
Ø  Ruang alamat menjadi terbatas

e.     Register Indirect Addressing
Ø  Metode pengalamatan register tidak langsung mirip dengan mode pengalamatan tidak langsung.
Ø  Perbedaannya adalah field alamat mengacu pada alamat register.
Ø  Letak operand berada pada memori yang ditunjuk oleh isi register.
Ø  Keuntungan dan keterbatasan pengalamatan register tidak langsung pada dasarnya sama dengan pengalamatan tidak langsung.
o    Keterbatasan field alamat diatasi dengan pengaksesan memori yang tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak.
o    Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode pengalamatan tidak langsung

f.       Displacement Addressing
Ø  Menggabungkan kemampuan pengalamatan langsung dan pengalamatan register tidak langsung.
Ø  Mode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah field alamat, sedikitnya sebuah field yang eksplisit.
Ø  Field eksplisit bernilai A dan field implisit mengarah pada register
Ø  Operand berada pada alamat A ditambah isi register.
Ø  Tiga model displacement
1.   Relative Addressing
2.   Base Register Addressing
3.   Indexing
Ø  Relative addressing, register yang direferensi secara implisit adalah program counter (PC).
Ø  Base register addressing, register yang direferensikan berisi sebuah alamat memori, dan field alamat berisi perpindahan dari alamat itu.
Ø  Indexing adalah field alamat mereferensi alamat memori utama, dan register yang direferensikan berisi pemindahan positif dari alamat tersebut.

g.     Stack Addressing
Ø  Stack adalah array lokasi yang linier = pushdown list = last-in-firstout-queue.
Ø  Stack merupakan blok lokasi yang terbalik. Butir ditambahkan ke puncak stack sehingga setiap saat blok akan terisi secara parsial.
Ø  Yang berkaitan dengan stack adalah pointer yang nilainya merupakan alamat bagian paling atas stack.
Ø  Dua elemen teratas stack dapat berada di dalam register CPU, yang dalam hal ini stack ponter mereferensi ke elemen ketiga stack.
Ø  Stack pointer tetap berada di dalam register.
Ø  Dengan demikian, referensi – referensi ke lokasi stack di dalam memori pada dasarnya merupakan pengalamatan register tidak langsung

8.  Listing Alamat, Mnemonic, Code Machine dan Addressing Mode
Ø  Listing Alamat
Ø  Mnemonic
Kode operasi (opcode) direpresentasi kan dengan singkatan – singkatan, yang disebut mnemonic.
Mnemonic mengindikasikan suatu operasi bagi CPU.
Contoh mnemonic adalah :
–     ADD = penambahan
–     SUB = substract (pengurangan)
–     LOAD = muatkan data ke memori
·         Setiap opcode simbolik memiliki representasi biner yang tetap dan programer         dapat menetapkan lokasi masing – masing operand

Ø  Code Machine
Elemen Instruksi Mesin
1.  Operation code (Op code)
Menspesifikasi operasi yang akan dilakukan. Kode operasi berbentuk kode biner
2.  Source Operand reference
Operasi dapat berasal dari lebih satu sumber. Operand adalah input operasi
3.  Result Operand reference
Merupakan hasil atau keluaran operasi
4.  Next Instruction Reference
Elemen ini menginformasikan CPU posisi instruksi berikutnya yang harus diambil dan dieksekusi

Ø  Addressing Mode ( Mode Pengalamatan )
            Mengatasi keterbatasan format instruksi :
–     Dapat mereferensi lokasi memori yang besar
–     Mode pengalamatan yang mampu menangani keterbatasan tersebut :
1.    Masing – masing prosesor menggunakan mode pengalamatan yang berbeda – beda.




2.    Memiliki pertimbangan dalam penggunaannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottlenose Dolphin